Senin, 28 September 2009

Pelajaran dari TUKANG DUPLIKAT KUNCI

Duplikat kunci. Mungkin kita termasuk pelanggan rutin jenis bisnis ini. Ada saja alasan, sehingga kita terpaksa menggunakan jasanya. Kunci hilang, rusak atau karena jumlah orang yang harus memegang kunci menjadi lebih banyak dari yang telah disediakan oleh pabrikan. Penggunaan jasa duplikat kunci termasuk kategori plan buying. Berbeda dengan produk permen yang impulse buying. Plan buying artinya, penggunaan jasa atau pembelian produk, telah direncanakan. Dan relatif bisa ditunda.

Modal dan sarana kerja bisnis ini tergolong minim. Tidak memerlukan tempat yang luas. Bahkan dapat dilakukan secara mobile (bergerak).

Tukang duplikat kunci yang kerja diwilayah saya terbilang unik. Hanya mengunakan motor keliling. Tapi, keunikannya tidak sebatas pada sarananya, namun lebih pada bagaimana ia memaksimalkan unsur Place sebagai salah satu elemen penting dalam marketing mix.

Dari jam 8 pagi hingga jam 10 siang, dia mangkal di depan pintu keluar kompleks perumahan. Mangkal di bawah pohon. Selanjutnya jam 11 hingga jam 17 dia pindah ke depan sebuah mal di daerah Kranji-Bekasi. Selepas dari mal, dari jam 18 hingga jam 21 dia mangkal di depan Plaza yang cukup ramai. Semuanya rutin. Tujuh hari seminggu. Dari senin hingga minggu. Tidak ada hari libur.

Menarik. Karena bisnisnya termasuk dalam kategori plan buying, maka konsumen cenderung merencanakan sebelum melakukan pembelian. Cara yang digunakan sang tukang duplikat, sangat jitu. Tentusaja tidak dapat disamakan dengan apa yang dilakukan oleh tukang bakso keliling. Lantaran waktunya tidak konsisten. Dan probability konsumen terakhir kehabisan bakso, dapat terjadi. Disamping itu, konsumen cenderung menunggu sepanjang range waktu biasanya tukang bakso lewat. Konsumen tidak akan bersedia spending waktu lebih banyak untuk mendapatkan satu pelayanan atau produk.

Berada di depan kompleks perumahan pada jam-jam berangkat kerja, tentu saja tergolong efektif time. Tapi setelah jam itu, tempat tersebut menjadi tidak efektif lagi. Rata-rata mal baru buka jam 10, mulai ramai sekitar jam 11 dan lunch time, peluang bisnis pun cukup lebar. Selanjutnya Plaza di dalam areal perumahan kembali menggeliat setelah jam kerja usai. Maksimalisasi traffic, tentusaja menjadi salah satu variabel penting dalam Marketing. Bahkan perusahaan sebesar DETIK.COM pun, menjual traffic kepada para pengiklannya. Demikian juga dengan media lainnya.

Bayangkan jika tukang duplikat kunci ini hanya berada pada tempat yang sama sepanjang hari, sepanjang waktu? Berapa banyak klien yang bisa didapat dan berapa luas coverage bisnisnya?

Disisi lain, para konsumennya pun akan merasakan keberadaannya (Availability). Para penghuni kompleks perumahan selalu dapat menggunakan jasanya, pada jam-jam yang telah disediakan. Memang selalu ada potensi lost, pada saat dia harus meninggalkan lokasi. Tapi jika dibandingkan dengan potensi bisnis yang akan didapat, relatif lebih tinggi. Jika harus buka sekaligus pada 3 lokasi, analisa mengenai modal kerja, SDM dan efektivitas waktu perlu dilakukan secara lebih mendalam.

Dengan sedikit analisa terhadap keadaan lingkungan, sang tukang duplikat kunci dapat memaksimalkan revenuenya. Marketing tidak selalu mesti identik dengan survei besar. Fakta dan informasi yang ada "dijalanan", selayaknya dimanfaatkan sebagai variabel-variabel dalam melakukan analisa. Analisa yang didasari banyak variabel fakta dan bukan hanya dengan estimasi, akan memberikan output strategi yang relatif lebih tajam.

Selamat mempelajari keadaan disekitar anda, jangan-jangan banyak peluang bisnis yang bisa dilakukan.

Salam
Sukardi Arifin

Seringkali kegagalan disebabkan karena miskinnya pengetahuan yang kita miliki

Semoga menjadi artikel yang mencerahkan :)

Pada suatu hari, ada seorang pertapa yang ingin membuat sebuah rumah.
Selama hdupnya, dia hidup di dalam sebuah gua yang kecil. Yang pertama dia
lakukan adalah turun gunung untuk membeli alat pemotong kayu di took
peralatan di kota terdekat.

“saya ingin pindah dari gua saya dan bermaksud membuat rumah sendiri dari
batang kayu”, begitu kata pertapa ini dengan bangga kepada pelayan toko.
Lalu dia melanjutkan penjelasannya, “ Saya perlu alat pemotong kayu yang
paling baik, tidak masalah berapapun harganya.

Pelayan toko yang masih muda tersebut segera menuju gudang tempat
penyimpanan alat-alat yang dijualnya. Tak lama kemudian, dia kembali
dengan membawa sebuah alat pemotong kayu yang tampak bagus dan mengkilap.
“Ini alat pemotong yang terbaik yang ada di pasaran.”, kata pelayan itu
dengan mantap. “Dengan alat pemotong ini anda bisa menebang kayu bagai
pisau memotong mentega. Saya jamin dengan alat pemotong kayu ini,
pekerjaan memotong dan menebang kayu yang memakan waktu sebulan, bisa
diselesaikan dalam waktu satu hari saja. Jika tidak terbukti, saya berani
mengembalikan uang anda dari kantong pribadi saya.”

Karena si pertapa ini sangat tertarik dengan penjelasan pelayan toko tadi,
maka dia membeli alat tersebut. Lalau ia kembali kegunung tempat dia
bertapa.

Sebulan setelah itu, ketika si pelayan toko sedang sibuk membereskan
barang dagangannya, ia mendengar suara teriak si pertapa., “Hei anak
muda!!!! Saya datang untuk mengembalikan alat pemotong kayuini. Tolong
kembalikan kembalikan uang saya seperti janji anda dulu.”

Si pelayan toko memndang wajah tua si pertapa itu. Ia tertegun melihat
penampilan yang sudah tidak karuan. Si pertapa tampak seperti tidak tidur
selama berminggu-minggu. Pada pakaiannya tampak bercak darah dan keringan.
Kelihatannya isa telah bekerja setengah mati.

“A…a…a..apa yang terjadi dengan bapak??? WAjah anda begitu
memprihatinkan!!” Tanya pelayan toko tergagap-gagap.

Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada padanya, si pertapa tua mengangkat alat
pemotong kayu ke meja penjualan. Sambil bersungut-sungut, ia berkata,
“Alat pemotong kayu macam apa yang anda jual pada saya??? Katanya, alat
pemotong kayu ini mampu menebang pohon dalam sehari saja. Saya sudah
menggunakan alat pemotong ini selama 30 hari, tapi pekerjaan saya belum
selesai juga. Seperti yang anda janjikan, tolong kembalikan uang saya.”

Si pelayan toko yang merasa keheranan lalu minta maaf dan berkata,
“Tentu!!! Janji memang harus ditepati. Tetapi, tolong coba saya periksa
dulu alat penebang kayu ini. Siapa tahuada yang tidak beres.”

Lalu si pelayan toko segera menarik tali yang ada pada alat penebang itu.
Kontan saja alat itu berbunyi, “B-R-R-R-R-R-R-R-R-R!!!!”

Saking terkejutnya, si pertapa langsung terhempas ke belakang meja
penjualan. Ia merasa seakan mendengar bunyi peluru yang ditembakkan dari
alat pemotong itu. Lalu ia berteriak kepada pelayan toko, “BUNYI APAKAH
ITU???”

Apa yang bisa kita pelajari dari cerita diatas???

“Seringkali kegagalan bukan disebabkan karena minimnya kemampuan atau
usaha kita untuk mengerjakan sesuatu. Seringkali kegagalan disebabkan
karena miskinnya pengetahuan yang kita miliki. Kita telah menjadi orang
yang sangat tidak mau belajar sesuatu.”

Cheers,
Best Regards,

Gideon Agustinus S. Kom

X-Net Com System Solution

Rabu, 16 September 2009

IBUKU SEORANG PEMBOHONG...

Sukar untuk orang lain percaya,tapi itulah yang terjadi, ibu
saya memang seorang pembohong!! Sepanjang ingatan saya
sekurang-kurangnya 8 kali ibu membohongi saya. Saya perlu catatkan
segala pembohongan itu untuk dijadikan renungan anda sekalian.
Cerita ini bermula ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai seorang
anak lelaki dalam sebuah keluarga sederhana. Makan minum serba kekurangan.

-PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.
Kami sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa
makan ikan asin satu keluarga. Sebagai anak yang
masih kecil, saya sering merengut. Saya menangis, ingin nasi dan
lauk yang banyak. Tapi ibu pintar berbohong. Ketika makan, ibu sering
membagikan nasinya untuk saya. Sambil memindahkan nasi ke
mangkuk saya, ibu berkata : ""Makanlah nak ibu tak lapar."

- PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA.
Ketika saya mulai besar, ibu yang gigih sering meluangkan watu
senggangnya untuk pergi memancing di sungai sebelah rumah. Ibu
berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami. Pulang dari memancing, ibu memasak ikan segar yang mengundang selera. Sewaktu saya memakan ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang bekas sisa ikan yang saya makan tadi.

Saya sedih melihat ibu seperti itu. Hati saya tersentuh lalu memberikan ikan yg belum saya makan kepada ibu. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya. Ibu berkata : "Makanlah nak, ibu tak suka makan
ikan."

- PEMBOHONGAN IBU YANG KETIGA.
Di awal remaja, saya masuk sekolah menengah. Ibu biasa membuat kue
untuk dijual sebagai tambahan uang saku saya dan abang. Suatu saat,
pada dinihari lebih kurang pukul 1.30 pagi saya terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali saya melihat kepala ibu terangguk karena ngantuk. Saya berkata : "Ibu, tidurlah, esok pagi ibu kan pergi ke kebun pula." Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, ibu belum ngantuk."

- PEMBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.
Di akhir masa ujian sekolah saya, ibu tidak pergi berjualan kue seperti biasa supaya dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyinari, ibu terus sabar menunggu saya di luar. Ibu seringkali saja tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada Illahi agar saya lulus ujian dengan cemerlang. Ketika lonceng berbunyi menandakan
ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan menuangkan
kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental
itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih
kental. Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera memberikan
cawan saya itu kepada ibu dan menyuruhnya minum. Tapi ibu cepat-cepat
menolaknya dan berkata : "Minumlah nak, ibu tak haus!!"

- PEMBOHONGAN IBU YANG KELIMA.
Setelah ayah meninggal karena sakit, selepas saya baru beberapa
bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah kepada kami
sekeluarga. Ibu bekerja memetik cengkeh di kebun, membuat sapu lidi
dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan. Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah.
Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang tetangga yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu... Para tetangga sering kali menasihati ibu supaya menikah lagi agar ada seorang lelaki yang menjaga dan mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga.. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka. Ibu berkata : "Saya tidak perlu cinta dan saya tidak perlu laki-laki."

- PEMBOHONGAN IBU YANG KEENAM.
Setelah kakak-kakak saya tamat sekolah dan mulai bekerja, ibu pun sudah tua. Kakak-kakak saya menyuruh ibu supaya istirahat saja di rumah. Tidak lagi bersusah payah untuk mencari uang.
Tetapi ibu tidak mau. Ibu rela pergi ke pasar setiap pagi menjual
sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakak dan abang yang
bekerja jauh di kota besar sering mengirimkan uang untuk membantu
memenuhi keperluan ibu, pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau
menerima uang tersebut. Malah ibu mengirim balik uang itu, dan ibu
berkata : "Jangan susah-susah, ibu ada uang."

- PEMBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.
Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan lagi untuk mengejar gelar sarjana di luar Negeri. Kebutuhan saya di sana dibiayai
sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. Gelar sarjana itu saya sudahi
dengan cemerlang, kemudian saya pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai sekolah saya di luar negeri. Dengan gaji yang agak
lumayan, saya berniat membawa ibu untuk menikmati penghujung hidupnya
bersama saya di luar negara. Menurut hemat saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, pantaslah kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula. Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya. Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata ; "Tak usahlah nak, ibu tak bisa tinggal di negara orang."

- PEMBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua. Suatu malam saya menerima
berita ibu diserang penyakit kanker di leher, yang akarnya telah menjalar kemana-mana. Ibu mesti dioperasi secepat mungkin. Saya yang ketika itu berada jauh diseberang samudera segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman biarpun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya. Saya dapat melihat dengan jelas betapa kejamnya penyakit itu telah menggerogoti tubuh ibu, sehingga ibu menjadi terlalu lemah dan kurus. Saya menatap wajah ibu sambil berlinangan air mata. Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup pula pipi dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih, sakit
sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu tetap
tersenyum dan berkata : "Jangan menangis nak, ibu tak sakit."

Setelah mengucapkan pembohongan yang kedelapan itu, ibunda tercinta menutup matanya untuk terakhir kali. Dibalik kebohongannya, tersimpan cintanya yang begitu besar bagi anak2nya.

Anda beruntung karena masih mempunyai orangtua... Anda boleh memeluk
dan menciumnya. Kalau orangtua anda jauh dari mata, anda boleh menelponnya sekarang, dan berkata, 'Ibu/Ayah, saya sayang ibu/ayah.'
Tapi tidak saya lakukan, hingga kini saya diburu rasa bersalah yang amat sangat karena biarpun saya mengasihi ibu lebih dari segala-galanya, tapi tidak pernah sekalipun saya membisikkan kata-kata itu ke telinga ibu, sampailah saat ibu menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Ibu, maafkan saya. Saya sayang ibu.......
Tulisan ini kiriman seseorang, sangat menyentuh... terima kasih.Saya publish kembali untuk renungan kita semuanya.

Rabu, 09 September 2009

Ramadhan...ya...ramadhan

Walaupun ramadhan sudah ada di pertengahan bulan.
Ribuan tasbih tahmid dan tahlil sudah berkumandang dari penjuru dunia...
Tak ada salah tuk megucapkan selamat menunaikan ibadah shaum pada ramadhan kali ini.....

Assalamualaikum



Puji syukur Allah yang telah mempertemukan kita bagi semua pengunjung di blog ini.
Semoga akan menambah tali ukhuwah...
demi tegaknya LA..ILAAHA..ILLALLAH..

Pengikut